Laman

Kamis, 06 September 2018

Dear a man behind the word B,

I've been knowing you too well than the others, I realized I supposed to not.
Kamu siapa, suka apa, alergi apa, keluarga gimana, keseharian gimana,
kamu orangnya gimana, bagaimana perspektifmu pada suatu hal,
kamu pernah melewati masa-masa seperti apa,

That well, yes that well,
Bisa dibayangkan dalam hampir satu tahun terakhir, otak yang ada di kepala ini sudah terprogram untuk tahu bagaimana pagi, siang, dan malammu seperti apa.
Bangun makan apa, mau tidur makan apa.
Dan dalam hitungan detik, tiba-tiba programku dipaksa untuk rusak, tanpa virus, tanpa malware.
Ya beginilah jadinya, rusak semuanya.
Ingin tahu rasanya gimana? Sama rasanya seperti ditinggal mati duluan, yup.

Aku nggak tahu harus menyalahkan siapa.
Dengan halusnya, datang disaat hati sedang kosong-kosongnya dan pergi disaat sedang butuh-butuhnya tempat berteduh.

I told you before, I tooold you few times.
I'm not easily falling into a man but once I'm falling then I fall deeply, he must be really something.
Ya karena insecure tapi pemilih juga ya akunya, walaupun sebenarnya ga sadar muka sok-sokan milih wkwk.
Selain itu, you know it really well that I'm boyish. I'm into boy things and friend with lots of boys (well but my girl friends are still much much more).
Aku terbiasa  jadi 'a place to lean on' para cowo cowo dalam konteks temen-temenku.
You know it really well that you gave me a comfort zone that I've super-rarely had.
You know it very well, how you've been treating me like a prince to a princess dan ya kenapa aku bisa into you a lot.

Tapi gapapa, my friends said time heals.
I've been passing lots of heartbreak in the past, dan buktinya sekarang saya masih hidup-hidup aja dan masih bisa sukses dan bahagia.
I just need to repeat the process and facing something harder, something worser.
No no, that's okay, if you perhaps open my blog again, do not feel sorry.

But, dear a man behind the word B,
Screw you. :(

Oiya. So today, I talked with some of my closest boy friends.
Biasa, sama-sama satu kumpulan anak ips jadi udah nyambung banget gitu ngobrolnya.
I played fourtwnty - kusut on loop to portray my heartbreak.
Mereka mulai tanya lah, jarang-jarang saya nyetel gini, I told them that a man left me.
They kinda.... surprised? Mereka muji kamu anyway wkwk, they were praising you.

"Lanang model opo bisa membuat gamon seorang Tsalis, wih wih"

So, I asked them back.
"Kalo kayak gini konteksnya, cowonya yang hebat atau akunya yang baperan?"
"Cowonya yang hebat, lah"
"Cowonya hebat atau jahat?"
"Tergantung, lihat dulu kejadianmu kayak gimana."