Laman

Minggu, 20 Agustus 2017

Suffer

I'm not even seventeen but somehow life has been cruel.
I do know that people out there have much bigger problem than myself,
I live a usual good life.
studying in the favorite school people might have dreaming of,
not a broken home-family,
don't have a serious disease, such as cancer.
and considered wealthy family.

I, never praying for bad things happen. But somehow life has been cruel.
You may think this is something that easy to endure, feel free to say that I'm weak
But one thing, it's not.

I'm not self-claimed that i've anxiety disorder and nowadays been suffer depression.
I've been to psychologist for times.
Self-harmed for uncountable times.
Cry, tortured with my own thoughts, until being lost
and lose my own memory about
what happened last night.

Keep hurting me by words.
They didn't mean it but I accidentally being deep in those words.
It's been depressing.
I'm afraid.


Selasa, 04 Juli 2017

Colorful

Have you ever read the word 'rainbow' and focus to the 'rain'?
Pick the black outfit over those bright ones?
Watch the television even though it's just black and white bars?
Listen to the music without lyrics?
See a knife and hold yourself to stab it to your chest?
Look at the sea, wonder how it feels to be drown?
Sit in the front, hope anyone won't sit beside you?
Take a book and read the blank page?

Feel the emptiness behind colorful?


Kamis, 01 Juni 2017

Pikir



Matahari terbit,aku berpetualang
Matahari terbenam, aku pulang
Lalu tenggelam dalam pikiran
Perspektif enyah kumakan
Hingga sinar matahari kujenguk kembali
Aku tahu saat itu aku harus pergi
Meninggalkan kenyamanan lagi

Ingin musnah saja
Senyumku bukan kebahagiaanmu
Adanya diriku takkan mengubah sesuatu
Rasanya menyenangkan tak punya hati
Namun tak sengaja ku mendongak
Melihat awan
Dan disana ada Tuhan
Aku sadar, saat itu
Aku bisa mati.

Sabtu, 20 Mei 2017

Luluh dalam Lelah



Tersesat dalam bentangan jenggala
Embara sampai Hindia
Kuyup basah banyak asa
Berkelana aku anggara

Getar bergamang
Porak poranda meradang
Habis luka hadang menerjang
Jauh dalam tersungkur terlentang
Seok langkah menenggelamkan sampai hilang

Tercabik seligi
Haus peluk penuh pilu
Ingin berhenti
Duduk berlabuh
Menikmati utopi
Akan kulepas gaduh

Menguis tujuan malah dapat muram
Berlari dapat jatuh
Bermimpi dapat kelam
Diam malah rapuh.

2:37, 20/5/17

Jumat, 28 April 2017

Hai, Dylan!



Apa kabar, Dylan?
Angin darat sudah tiba, diluar rumahku berhembus kencang kenangan. Biasanya, saat jam mulai berdentang, banyak hati rentan kesepian. Tapi berbeda denganku, yang rajin mengulangi materi tentang kehilangan, berangan-angan nihil harapan.

Bagaimana keadaanmu, Dylan? Liburanmu pasti menyenangkan!
Ditemani tawa dan senyum merona, tentunya bukan dari sesosok manusia yang pernah kau gores hatinya. Menikmati potongan lukisan dari perputaran senja ke senja, mengarungi pulau kapuk tanpa mimpi buruk yang menjelma.
Sedangkan aku disini, Dylan, menyelami samudera tanpa dasar mengenai duka yang tiada habis. Terkurung dalam ruang kosong, hanya terdengar putaran suaramu, sukmaku sakit, hampir terkikis.

Dylan,
Kalau kau pergi lagi, jangan lupa untuk beri kabar.
Jika mau membuka lembar baru bersama orang lain, jangan lupa beri undangan.
Siapa tahu, dengan begitu, pedih ini dapat terobati lalu menguap menjadi benih,
Tapi kita hanya manusia mana bisa tahu, mungkin saat itu kursi dengan namaku akan kosong,
Tenang saja, kau bisa temukan aku di tempat bagaimana awal kisah terbentuk.





Senin, 24 April 2017

A Quotes by

"Ya tentu, memang puisi itu hidup kalau interpretasinya macem-macem, kalau cuman satu ya sekali baca sudah habis, jadi orang mikir-mikir"  
- Sapardi Djoko Damono, Asean Literary Festival 2016.

Aku Melawan Kepribadianmu



Dalam ramai apa kau tahu
Bagaimana hati bisa membisu
Walau beribu cinta datang menyapa
Hati terbuka menyambut ramah

Namun disini tetaplah aku
Yang terpaut pada tenang sendu
Diam,
Mengais ingin dalam angan
Pada sosok yang entah bagaimana caranya
Atau mungkin Ia tidak akan pernah
Tuk datang.

Aku kehilangan akal
Setelah jutaan kata ku lontar
Diatas petikan jari-jari
Tapi nyatanya
Matamu enggan membaca

Mengucap pun aku mana bisa
Kau menjauh nun disana
Batas yang tak terbatas
Semakin kau tarik panjang

Lelah aku ini punya hati
Pantang menyerah menggapai apa yang terserah.


((Well, painting my midnight brokenheart thoughts through the poem terribly,
and dedicated to a broken-heart people!))

Minggu, 23 April 2017

Videopoetry #1

Check it out!
My first videopoetry.
A beautiful poem from Indonesian well-known poet, Chairil Anwar, titled "Hampa"
Still an amateur, but enjoy!