Laman

Jumat, 28 April 2017

Hai, Dylan!



Apa kabar, Dylan?
Angin darat sudah tiba, diluar rumahku berhembus kencang kenangan. Biasanya, saat jam mulai berdentang, banyak hati rentan kesepian. Tapi berbeda denganku, yang rajin mengulangi materi tentang kehilangan, berangan-angan nihil harapan.

Bagaimana keadaanmu, Dylan? Liburanmu pasti menyenangkan!
Ditemani tawa dan senyum merona, tentunya bukan dari sesosok manusia yang pernah kau gores hatinya. Menikmati potongan lukisan dari perputaran senja ke senja, mengarungi pulau kapuk tanpa mimpi buruk yang menjelma.
Sedangkan aku disini, Dylan, menyelami samudera tanpa dasar mengenai duka yang tiada habis. Terkurung dalam ruang kosong, hanya terdengar putaran suaramu, sukmaku sakit, hampir terkikis.

Dylan,
Kalau kau pergi lagi, jangan lupa untuk beri kabar.
Jika mau membuka lembar baru bersama orang lain, jangan lupa beri undangan.
Siapa tahu, dengan begitu, pedih ini dapat terobati lalu menguap menjadi benih,
Tapi kita hanya manusia mana bisa tahu, mungkin saat itu kursi dengan namaku akan kosong,
Tenang saja, kau bisa temukan aku di tempat bagaimana awal kisah terbentuk.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar